Fungsi-Fungsi manajemen labor IPA


FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DI LABORATORIUM

Pentingnya laboratorium dalam menunjang pembelajaran di kelas sangat diyakini oleh semua guru IPA. Namun kenyataannya, masih banyak sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas laboratorium, sehingga hal ini menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum di sekolah. Pada laboratorium di lapangan menunjukkan masih banyaknya peralatan dan bahan di laboratorium yang dikirimkan ke sekolah belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini memberikan informasi kepada kita bahwa bukan hanya keterbatasan fasilitas lab yang menjadi kendala pelaksanaan praktikum, tetapi pengelolaan lab yang berkaitan dengan bagaimana menyela-raskan kegiatan praktikum dengan materi praktikum dan ketersediaan alat dan bahan kimia juga relatif belum memadai. 
Berkaitan dengan hal itu, maka perlu kiranya kita sebagai guru IPA untuk memahami dan menguasai cara-cara memanajemen / mengelola laboratorium secara baik dan tepat, meskipun di sekolah telah ada laboran maupun teknisi. Hal ini karena pengelolaan lab yang efektif sangat menentukan besar kecilnya kontribusi lab dalam proses pembelajaran IPA, terutama pada pengembangan ranah afektif dan psikomotor
Manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Manajemen juga diartikan sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen terkandung di dalamnya pengelolaan terhadap suatu objek. Jadi, manajemen laboratorium berarti objek yang akan dimanajemen adalah laboratorium tersebut yang secara rinci terdiri dari alat-alat dan bahan-bahan, sarana / prasarana lab, dan proses pelaksanaan praktikum.
Fungsi manajemen adalah sebagai rangkaian kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan memiliki hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain. Sejalan dengan perkembangan jaman, maka para pakar mengemukakan berbagai fungsi manajemen yang dibedakan menjadi empat, yaitu PlanningOrganizingActuating, dan Controlling (disingkat POAC).
Manajemen laboratorium terdiri dari perencanaan, pengorgani-sasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Sebagai berikut :
1)      Perencanaan (Planning)
Dalam manajemen, perencanaan merupakan salah satu bagian yang sangat penting, karena perencanaan yang matang akan lebih memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan cara dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut seefisien dan seefektif mungkin. perencanaan sebagai proses menganalisis situasi, menetapkan tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang dan menentukan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan tersebut.
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang satu sama lain saling berhubungan. Ketiga kegiatan tersebut, yaitu : (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai, (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan, dan (3) identifikasi dan pengerahan sumber daya yang tersedia. Perencanaan dapat pula dianggap suatu seri dari langkah-langkah atau tahapan yang dapat diikuti secara sistematis.
Perencanaan laboratorium  IPA meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan serta sarana / prasarana, perencanaan kegiatan yang akan dilaksana-kan, serta rencana pengembangan lab.




 Beberapa hal yang perlu direncanakan dalam manajemen laboratorium adalah :
a. Pengadministrasian Alat-alat dan Bahan-bahan Laboratorium
Tujuan pengadministrasian alat-alat dan bahan-bahan lab ini adalah agar dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis alat atau bahan yang ada, (2) jumlah masing-masing alat dan bahan, (3) jumlah pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis.   Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan lab ini diperlukan format atau buku perangkat administrasi yang meliputi buku inventaris, kartu stok, kartu permintaan / pemin-jaman alat / bahan, buku catatan harian, kartu alat / bahan yang rusak, kartu reparasi, dan format label. Buku lainnya yang dapat melengkapi perangkat administrasi antara lain daftar alat dan bahan yang sesuai dengan LKS, jadwal kegiatan lab, dan program semester kegiatan lab.
Buku inventaris alat dan bahan sebaiknya dibuat dari buku tulis folio yang diberi kolom-kolom, yaitu nomor katalog (dilihat dalam buku katalog alat pendidikan IPA, untuk mempermudah pengecekan), ukuran, nama alat / bahan, merk / type, produsen (pabrik pembuatnya), asal / tahun, tahun penggunaan, jumlah, baik / rusak (jumlah masing-masing alat / bahan yang baik atau rusak).
Kartu stok berguna untuk mengetahui jumlah alat / bahan yang tersedia ketika diperlukan dan dapat mengetahui tempat penyimpanan alat / bahan itu. Kartu ini dibuat dari sepotong kertas / karton dengan warna yang berbeda-beda untuk setiap kelompok alat. Satu kartu stok untuk satu jenis alat / bahan.
Label sebaiknya ditempelkan pada tempat penyimpanan alat  / bahan (almari, laci, rak). Adanya label mempercepat pengambilan maupun pengembalian alat / bahan.
Kartu / formulir permintaan / peminjaman alat / bahan diisi oleh guru sebelum melakukan kegiatan lab sebagai pesanan alat / bahan yang diserahkan kepada laboran sekitar satu minggu sebelumnya, sehingga laboran memiliki waktu yang cukup untuk mem-persiapkannya.
Buku catatan harian bertujuan untuk mengetahui kejadian-kejadian selama berlang-sungnya kegiatan lab, seperti adanya alat yang rusak / hilang, percobaan yang gagal, se-hingga dapat digunakan sebagai dasar tindak lanjut penyelesaiannya. Buku ini diletakkan di lab dan harus diisi oleh setiap guru yang melakukan praktikum di lab dan sebulan sekali diperiksa Kepala Sekolah.
Kartu alat / bahan yang rusak diisi ketika terdapat alat atau bahan yang rusak, juga alat yang pecah bahkan yang retak. Kartu ini merupakan dasar untuk pemesanan alat / bahan yang harus dibeli di tahun pelajaran baru jika ada anggaran yang direncanakan.
Kartu reparasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan alat yang direparasi. Melalui kartu ini dapat diketahui kapan terjadi kerusakan dan kapan direparasi, jenis kerusakan, dan komponen yang diganti / diperbaiki.
Daftar alat / bahan yang sesuai dengan LKS terdiri atas kolom-kolom jumlah alat / bahan yang diperlukan untuk setiap LKS dan jumlah yang tersedia setiap tahun.Daftar ini mempermudah kita dalam mengetahui apakah suatu LKS dapat dilaksanakan / tidak dan metode apa yang diterapkan. Sebagai contoh, jika alat / bahan yang tersedia tidak mencu-kupi untuk sejumlah kelompok yang telah dibuat, maka lebih baik dilakukan demonstrasi. Daftar ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk perencanaan anggaran belanja di waktu mendatang.
Jadwal kegiatan laboratorium sebaiknya disesuaikan dengan jadwal pelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan fungsi praktikum, yaitu memantapkan pemahaman konsep yang diajarkan di kelas. Jangan sampai terjadi mata praktikum dengan materi yang diajarkan di kelas berbeda waktu terlalu jauh, karena itu berarti praktikum tidak efektif dalam membantu pemahaman konsep yang diajarkan di kelas. Bagi sekolah yang memiliki banyak kelas, jadwal praktikum harus dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadi tumbukan antara kelas yang satu dengan yang lain. Penyusunan jadwal praktikum biasanya dilakukan oleh penanggung jawab teknis laboratorium. 
Program semester kegiatan laboratorium dibuat masing-masing guru kimia / IPA pada awal semester untuk menentukan kapan kegiatan praktikum akan dilakukan selama satu semester. Program ini berkaitan erat dengan jadwal penggunaan lab dan persiapan alat / bahan yang akan digunakan.

b. Pengadaan Alat / Bahan Laboratorium
            Untuk melengkapi atau mengganti alat / bahan kimia / IPA yang rusak, hilang, atau habis dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat / bahan, maka perlu dipikirkan : (1) percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat / bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan pembelian (biasanya awal tahun pelajaran baru)
            Prosedur pengadaan dimulai dengan penyusunan alat / bahan yang akan dibeli yang dikumpulkan dari usulan masing-masing guru IPA yang dikoordinasi oleh penanggung jawab lab. Sebelum pembelian, hendaknya ditentukan terlebih dahulu di toko atau perusahaan mana alat / bahan itu akan dibeli. Sebaiknya setiap sekolah telah membuat jalinan kerja sama dengan perusahaan atau toko alat dan bahan kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang relatif murah dan sewaktu-waktu memerlukan tambahan alat / bahan kimia di luar jadwal pengadaan dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.

c. Alokasi Dana Laboratorium
            Bagi sekolah Negeri, sumber dana sekolah dibagi menjadi dua, yaitu dana dari Pemerintah yang umumnya berupa dana rutin (biaya operasional dan perawatan fasilitas) dan dana dari masyarakat yang dapat berasal dari orang tua peserta didik maupun sumbangan masyarakat luas / dunia usaha .
            Dana laboratorium diperoleh dari proyek OPF (Operasional dan Perawatan Fasilitas) yang dituangkan dalam APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) yang disediakan untuk membiayai kegiatan yang bersifat teknis edukatif dan kegiatan penunjang proses belajar-mengajar. 

2)      Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi laboratorium adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium untuk mencapai tujuan. Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun sekelompok orang / petugas dan sumber daya lain untuk melaksanakan suatu rencana atau program dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang berdaya guna terhadap laboratorium. Pengorgani-sasian laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium, pengadaan alat-alat dan bahan-bahan, dan menjaga kedisiplinan dan kesela-matan laboratorium.
Orang-orang yang terlibat langsung dalam organisasi lab adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, koordinator lab, penanggung jawab teknis lab, laboran, dan guru-guru mapel IPA (Kimia, Fisika, Biologi). Tugas Kepala Sekolah adalah memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada seluruh staf yang terlibat dalam pengelolaan lab, menyediakan dana keperluan operasional lab. Dalam menjalankan tugas ini dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum yang juga bekerja sama dengan koordinator lab dalam pelaksanaan kegiatan lab.

Tugas koordinator lab adalah mengkoordinasikan masing-masing guru mapel IPA segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan lab dan mengusulkan kepada penanggung jawab lab untuk pengadaan alat / bahan praktikum. Penanggung jawab teknis lab bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi lab kelancaran kegiatan lab, mengusulkan kepada Kepala Sekolah tentang pengadaan alat / bahan lab, dan bertang-gung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan perbaikan alat-alat lab. Tugas laboran adalah mengerjakan administrasi lab, mempersiapkan alat / bahan yang diperlukan untuk praktikum, dan bertanggung jawab atas kebersihan alat / bahan dan ruangan lab beserta perlengkapannya sebelum  dan sesudah praktikum.
Menetapkan Fungsi dan Tugas Pengelola Laboratorium IPA Pengelola Laboratorium di sekolah idealnya meliputi; 
a. Kepala laboratorium adalah seorang staf edukatif atau fungsional yang ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi dalam organisasi laboratorium serta membawahi anggota laboratorium, pembimbing praktikum, staf administrasi, laboran, dan asisten praktikum serta bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di laboratorium
b. Anggota laboratorium adalah staf edukatif yang memiliki minat keilmuan dan bersedia turut berperan aktif dalam pengelolaan serta pengembangan laboratorium, 
c. Pembimbing praktikum adalah staf edukatif yang bertanggungjawab dalam memberikan bimbingan praktikum bagi siswa untuk mata pelajaran IPA, 
d. .Staf  administrasi adalah tenaga administratif yang menjalankan fungsi administrasi di laboratorium, 
e. Laboran adalah staf laboratorium yang membantu pelaksanaan kegiatan dan teknis operasional dalam laboratorium, serta mempersiapkan peralatan dan bahan. 
3)      Pengawasan (Controlling)
Pengawasan atau sering disebut pula supervisi ditentukan oleh apa yang telah dilakukan, yaitu evaluasi terhadap tindakan dan bila perlu menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana (Terry, 1977 : 481). Proses pengawasan terdiri atas beberapa tindakan pokok, yaitu : (1) penentuan ukuran / pedoman baku sebagai pembanding / alat ukur untuk menjawab pertanyaan dari hasil pelaksanaan, (2) penilaian / pengukuran terhadap tugas yang sudah atau yang sedang dikerjakan, baik secara lisan maupun tertulis, atau pertemuan langsung dengan petugas, (3) perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran / pedoman yang telah ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan / perbedaan yang terjadi dan perlu tidaknya perbaikan, (4) perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi agar pekerjaan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Ada beberapa prinsip dasar pengawasan yang harus diterapkan agar manajemen laboratorium menjadi baik, yaitu :
a)      Pengawasan bersifat membimbing dan membantu mengatasi kesulitan dan bukan mencari kesalahan. Kepala Sekolah harus menfokuskan perhatian pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi guru, bukan sekedar mencari kesalahan. Kekeliruan guru harus disampaikan Kepala Sekolah sendiri dan tidak di depan orang lain.
b)      Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung, artinya diupayakan agar yang bersangkutan mampu mengatasi sendiri, sedangkan Kepala Sekolah hanya membantu. Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.
c)      Balikan atau saran perlu segera diberikan, agar yang bersangkutan dapat memahami dengan jelas keterkaitan antara balikan dan saran tersebut dengan kondisi yang dihadapi. Dalam memberikan balikan sebaiknya dalam bentuk diskusi, sehingga terjadi pembahasan terhadap masalah yang terjadi secara bersama.
d)      Pengawasan dilakukan secara periodik / berkala, artinya tidak menunggu sampai terjadi hambatan. Jika tidak ada hambatan, kehadiran Kepala Sekolah akan dapat menumbuh-kan dukungan moral bagi guru yang sedang mengerjakan tugas.
e)      Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan, agar guru dengan mudah dan tanpa takut menyampaikan hambatan yang dihadapi, sehingga dapat segera dicari jalan keluarnya. Suasana kemitraan juga akan menumbuhkan hubungan kerja yang harmonis, sehingga tercipta tim kerja yang kompak. 
Dari artikel yang sudah dipaprkan, maka penulis ingin mengajukan beberapa pertanyaan yaitu:
1.      Apakah dalam laboratorium IPA fungsi manajemen labor sangat penting?Jelaskan!
2.      Bagaimana jika salah satu fungsi manajemen dalam labor tidak ada?apakah praktikum dalam labor masih bisa berjalan?


Komentar



  1. Menanggapi soal no 1.
    Iya. Karena dengan adanya fungsi manajemen lab tersebut, maka proses praktikum akan terlaksana dengan baik dan benar, serta sesuai dengan ketentuan dan prosedurnya. Dan karena pada poin poin fungsi manajemen lab tersebut telah tercantum berbagai hal yang harus ada dan dilakukan pada saat sebelum, dalam dan sesudah praktikum

    BalasHapus
  2. Menanggapi pertanyaan nomor dua Bagaimana jika salah satu fungsi manajemen dalam labor tidak ada?apakah praktikum dalam labor masih bisa berjalan?
    Jika salah satu fungsi dalam labor tidak berjalan dengan baik maka dalam praktikum dapat berjalan namun tidak dapat maksimal, jika dibandingkan saat kesemua fungsinya berjalan.

    Salam
    Agung Laksono

    BalasHapus
  3. Menanggapi pertanyaan nomor 2, praktikum tentu dapat berjalan, tapi tentu akan mengganggu, contohnya masalah pada menejemen persiapan. pada tahap persiapan praktikum tidak ada laboran yg menyiapkan alat, atau jadwal praktikum yg bertabrakan. Hal2 sperti ini tentu akan menimbulkan masalah baru

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum wr.wb
    Saya mencoba menanggapu no 2.Bagaimana jika salah satu fungsi manajemen dalam labor tidak ada?apakah praktikum dalam labor masih bisa berjalan?
    Jika semua fungsi dari menejemen labor dilaksanakan maka kegiatan pratikum akan berjalan dengan baik.jika ada ada salah satu dari menejemen tidak di lkukan. Pratikum bisa dilakukan tentu saja tidak akn maksimal.
    Terima kasih

    BalasHapus
  5. Memanggapi pertanyaan pertama Apakah dalam laboratorium IPA fungsi manajemen labor sangat penting?tentu Sangat Penting.. Manajemen laborlah yg menentukan mutu sebuah laboratorium,jika manajemen labornya baik,maka mutu laboratorium akan ikt baik.. Keefektifitasan sebuah pembelajaran yg dalam hal ini praktikum juga akan ikt membaik. Jd semua hal yg berkaitan dengan labor akan terkait dengan manajemen labor tsb. Terimakasih

    BalasHapus
  6. Menurut saya selama sarana & prasarana tersedia, praktikum tetap bisa dilaksanakan meskipun salah satu fungsi dari manajemen tidak ada, hanya saja pelaksanaan nya tidak maksimal.

    BalasHapus
  7. menaggapi pertanyaan no.2 mengenai Bagaimana jika salah satu fungsi manajemen dalam labor tidak ada?apakah praktikum dalam labor masih bisa berjalan?
    menurut saya, jika salah satu fungsi manajemen tidak ada, tetapi alat dan bahan lab tersedia serta didampingi oleh guru ipa dan staf terkait, praktikum dalam labor bisa tetap berjalan walaupun kurang maksimal. karena semua fungsi manajemen itu saling terkait, tentunya jika salah satu tidak dijalankan, akan menghambat dan mengurangi dari kinerja lab itu sendiri. misalnya saja dalam fungsi manajemen tidak adanya tahap perencanaan, para personel lab tidak membuat SOP, tentu ini akan berdampak pada jalannya praktikum, praktikum akan berjalan kacau tanpa adanya suatu standar.

    BalasHapus
  8. Bagaimana jika salah satu fungsi manajemen dalam labor tidak ada?apakah praktikum dalam labor masih bisa berjalan?
    Jika salah satu fungsi manajemen dalam lab tidak ada tentu praktikum masih bisa berjalan tapi hasilnya tidak akan memuaskan karena ada kekurangan di manajemennya.

    BalasHapus
  9. Apakah manajemen labor sangat penting dalam laboratorium IPA? iya, tentu sangatlah penting. Secara umum fungsi manajemen laboratorium adalah memastikan mutu dan pelayanan di laboratorium. Selain itu juga memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna laboratorium. Dalam laboratorium IPA sangat mungkin terdapat bahan-bahan keras dan berbahaya, juga alat yang sensitif dan harganya relatif mahal. sehingga dengan manajemen yang baik, semuanya mampu dikondisikan sedemikian rupa. Terima kasih.

    BalasHapus
  10. menanggapi pertanyaan No 2. Bagaimana jika salah satu fungsi manajemen dalam labor tidak ada?apakah praktikum dalam labor masih bisa berjalan?
    kalau menurut saya praktikum didalam Labor masih bisa berjalan akan tetapi beberapa komponen didalam manajemen tersebut tidak tercapai.....

    BalasHapus
  11. Menanggapi pertanyaan no 2.
    Bagaimana jika salah satu fungsi manajemen dalam labor tidak ada?apakah praktikum dalam labor masih bisa berjalan?
    menurut saya kegiatan praktikum akan dapat berjalan. akan tetapi memungkinkan akan ditemui kendala-kendala nantinya yang akan membuat manjemen laboratorium kurang terorganisir dengan baik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiapan Sebelum Praktikum di Laboratorium

PEMUSNAHAN ALAT LABORATORIUM TIDAK TERPAKAI